Ini 3 Cerita Gaib yang Bikin Merinding

0
MENARIK
HOROR

Banyak orang percaya bahwa di dunia kita tak hidup sendiri. Ada hal-hal di luar nalar yang tak bisa dijelaskan secara sains.

Seperti ketika melintas di sebuah tempat gelap tiba-tiba badan terasa dingin, bulu kuduk merinding. Atau mencium bau sesuatu saat berada di tempat kosong.

Tak jarang orang merasa ada yang suara sementara tak ada satupun yang orang lain kecuali dirinya. Yang paling mengerikan adalah ketika melihat sosok yang menyerupai manusia atau binatang atau hal aneh lainnya. Padahal ia tengah berada di ruangan kosong.

Atau, ada sesuatu yang menggerakan anggota tubuhnya padahal ia merasa tidak ingin bergerak sama sekali.

1. Kisah Penjaga Gedung Bioskop

Dave Murphy adalah seorang penjaga gedung bioskop Capitol Theatre di Utah, Amerika Serikat.

Ia terbiasa dengan kerja malam, dengan keheningan yang menyayat. Pada suatu malam, Murphy mendapat pengalaman yang mengerikan. Saat itu ia mendengar suara pintu membuka dan menutup. Padahal tak ada orang lain.

Namun, ia merasakan sebuah kekuatan besar sehingga jendela-jendela pun turut bergetar.

“Aku melihat seorang perempuan. Ia berjalan melewatiku dan duduk di ruangan kontrol. Aku sampai mengaga melihat sosok itu,” kata Murphy.

Perempuan itu menggunakan baju long dress khas masa kolonial. Namun, rupanya Murphy bukan satu-satunya pekerja di gedung bioskop yang pernah melihat sosok itu. Pekerja lainnya kerap kali didatangi perempuan itu.

2. Kutukan Papan Ouija

Pada Juni 2016, tiga orang dilarikan ke rumah sakit setelah bermain papan Ouija. Permainan yang digunakan sebagai medium untuk memanggil roh atau arwah. Mereka diduga kesurupan.

Alexandra Huerta (22) bermain Ouija bersama kakaknya, Sergio (23) dan sepupunya Fernando Cuevas di sebuah rumah di Desa San Juan Tlacotenco di barat daya Meksiko.

Namun beberapa menit kemudian, Alexandra terlihat menggeram dan meronta-ronta. Seperti dalam kondisi trance alias tak sadarkan diri.

Sementara itu, Sergio dan Fernando dilaporkan menunjukkan tanda-tanda kesurupan, termasuk perasaan mengalami kebutaan, tuli, dan halusinasi.

Paramedis yang dipanggil ke rumah tersebut langsung membawa ketiganya ke rumah sakit. Untuk mendapatkan perawatan.

Paramedis terpaksa mengikat Alexandra, mencegahnya dari upaya menyakiti diri sendiri, sebelum memberikan obat penghilang rasa sakit, anti-stres, dan tetes air mata pada para korban. Untungnya, pengobatan itu efektif.

“Kami akan mati,” erang Alexandra. Seorang anggota paramedis berusaha menenangkan, dengan mengatakan, tiga korban tak boleh mati karena ada keluarga yang menanti. “Tidak, mereka juga akan mati,” balas perempuan muda itu.

Victor Demesa (46), direktur keselamatan publik Kota Tepoztlan mengakui upaya penyelamatan tak berjalan mudah. “Penyelamatan medis untuk tiga korban sangat rumit,” kata dia.

Sebab, gerakan mereka tak terkendali sehingga sulit untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat. “Sepertinya mereka bertindak tak sadar, diduga setelah memainkan papan Ouija.”

Para korban mengaku mengalami kebas alias mati rasa, melihat bayangan, kebutaan, ketulian, halusinasi, kejang otot, dan kesulitan menelan.

Namun, Demesa buru-buru menambahkan, apakah trio tersebut benar kesurupan atau hanya mengira mereka kesurupan, bukan wewenang dokter untuk mengomentarinya.

Papan ouija berbentuk datar, terdapat terdapat huruf abjad mulai dari A sampai Z, dan angka dari 0 sampai 9. Juga ada kata “yes”, “no”, “hello” dan “good bye”, serta sejumlah simbol dan grafis.

Para pemain menaruh jari tangan mereka di atas penunjuk dan memberikan pertanyaan yang bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak”, atau yang bisa dijawab dengan angka atau kata-kata yang dieja dengan huruf. Konon, game ini melibatkan hantu atau arwah gentayangan.

3. Horor Rumah Enfield

Janet dan Margaret Hodgson memiliki masa lalu yang mengerikan. Sekitar 40 tahun lalu, rumah tempat mereka tinggali seakan ‘hidup’.

Suatu hari pada Agustus 1977, hal aneh menimpa keluarga mereka.

Kala itu, Janet masih berusia 11 tahun, sementara Margaret 13 tahun. “Lemari tiba-tiba bergerak sendiri menuju pintu,” kata Janet.

Setelah itu, kejadian-kejadian misterius terjadi silih berganti: furnitur bergerak sendiri; sarung tangan oven meledak dan terbakar; mainan dan batu yang dilemparkan entah oleh siapa; suara-suara aneh, anak-anak dalam keluarga tersebut bahkan melayang (levitation).

Aktivitas yang tak mampu dijelaskan dengan nalar tersebut berlangsung selama 18 bulan.

Hingga suatu ketika, sang ibu Peggy Hodgson memanggil polisi ke rumah sewaannya, setelah dua dari empat anaknya melapor bawah barang-barang bergerak sendiri dan ada suara ketukan di dinding.

Namun, polisi tak bisa berbuat apapun. Anggota polisi, Constable Carolyn Heeps mengaku menemui hal yang luar biasa di rumah itu. Ia mendengar ketukan di dinding, yang tak diketahui apa penyebabnya.

“Kemudian anak tertua keluarga itu menunjuk kursi dekat sofa. Saya kemudian melihat kursi itu meluncur di lantai. Pindah sekitar tiga sampai empat kaki lalu dia,” tambah dia.

Kursi itu pun diperiksa, namun mengapa benda itu bisa berpindah tempat tak diketahui.

Polisi kemudian mengatakan, bahwa mereka sama sekali tak bisa membantu. Sebab, “tidak ada bukti kejahatan.”

Karena polisi dan pemuka agama dianggap tak bisa menanganinya, Peggy Hodgson kemudian meminta bantuan masyarakat.

Kisah mereka yang dikenal sebagai ‘Enfield haunting’ kemudian menjadi perhatian masyarakat Inggris antara tahun 1977 dan 1978 — mengilhami serial televisi, buku, dan film — termasuk The Conjuring 2.

Banyak orang pada saat itu menganggap segala kisah itu bohong belaka alias hoax. Namun bukti rekaman, foto, dan keterangan saksi-saksi independen memperkuat keterangan keluarga Hodgson.

Salah satu rekaman mengerikan keluar dari mulut Janet. Suara bocah perempuan yang nyaring itu tiba-tiba menjadi kasar, khas suara pria dewasa.

Rumah Enfield sekarang dimiliki oleh keluarga lain. Namun, belum ada laporan aktivitas supranatural apa pun dari sana.

Tinggalkan Komentar