Perdarahan Saluran Pencernaan

0
KESEHATAN
PERUT

Perdarahan Saluran Cerna adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan perdarahan pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan tersebut antara lain esofagus, lambung, usus halus dan usus besar. Apakah penyebab perdarahan di saluran cerna?

Penyebab perdarahan pada saluran pencernaan :

1.  Kerongkongan

  • Robekan jaringan
  • Kanker

2.  Lambung

  • Luka kanker atau non-kanker
  • Iritasi (gastritis) karena aspirin atau Helicobacter pylori

3.  Usus halus

  • Luka usus dua belas jari non-kanker
  • Tumor ganas atau jinak

4.  Usus besar

  • Kanker
  • Polip non-kanker
  • Penyakit peradangan usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa)
  • Penyakit divertikulum
  • Pembuluh darah abnormal di dinding usus (angiodisplasia)

5.  Rektum :

  • Kanker
  • Tumor non-kanker

6.  Anus Hemoroid Robekan di anus (fisura anus)

Apakah faktor resiko dari perdarah saluran cerna?

Risiko terjangkit Perdarahan Saluran Cerna meningkat bila Anda: –  pecandu alkohol –  seorang perokok –  Usia tua –  diet yang rendah serat –  Sering menggunakan Aspirin –  Sering menggunakan Obat Anti Peradangan Non-Steroid –  Telah didiagnosa mengidap Kanker Gaster –  Telah didiagnosa mengidap Kanker Kolon

Apa saja gejala dari perdarahan saluran cerna?

Gejalanya bisa berupa: –  muntah darah (hematemesis) –  mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena) –  mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia) Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akibat dari perdarahan di saluran pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh pencernaan kuman selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Sekitar 200 gram darah dapat menghasilkan tinja yang berwarna kehitaman. Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa menunjukkan gejala-gejala anemia: –  mudah lelah –  pucat –  nyeri dada –  pusing. Gejala yang menunjukan adanya kehilangan darah yang serius adalah : –  denyut nadi yang cepat –  tekanan darah rendah –  berkurangnya pembentukan air kemih. –  Tangan dan kaki penderita juga akan teraba dingin dan basah. Berkurangnya aliran darah ke otak karena kehilangan darah, bisa menyebabkan: –  Bingung –  Disorientasi –  rasa mengantuk –  syok.

Apakah pengobatan untuk perdarahan saluran cerna?

Pada lebih dari 80% penderita, tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan. Penderita yang terus menerus mengalami perdarahan atau yang memiliki gejala kehilangan darah yang jelas, seringkali harus dirawat di rumah sakit dan biasanya dirawat di unit perawatan intensif. Bila darah hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi.  Untuk menghindari kelebihan cairan dalam pembuluh darah, biasanya lebih sering diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada transfusi darah utuh (whole blood).  Setelah volume darah kembali normal, penderita dipantau secara ketat untuk mencari tanda-tanda perdarahan yang berlanjut, seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah atau kehilangan darah melalui mulut atau anus. Perdarahan dari vena varikosa pada kerongkongan bagian bawah dapat diobati dengan beberapa cara : –  memasukkan balon kateter melalui mulut ke dalam kerongkongan dan mengembangkan balon tersebut untuk menekan daerah yang berdarah. –  menyuntikan bahan iritatif ke dalam pembuluh yang mengalami perdarahan, sehingga terjadi peradangan dan pembentukan jaringan parut pada pembuluh balik (vena) tersebut.

Perdarahan pada lambung sering dapat dihentikan melalui endoskopi.

Dilakukan kauterisasi pembuluh yang mengalami perdarahan dengan arus listrik atau penyuntikan bahan yang menyebabkan penggumpalan di dalam pembuluh darah. Bila cara ini gagal, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Vasopressin dan Epinephrine diberikan untuk mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga perdarahan pada saluran cerna bagian bawah dapat berkurang

Tinggalkan Komentar