Penyebab penyakit malaria

0
KESEHATAN
TUBUH

Penyakit malaria dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani dengan tepat dan segera. Setelah gigitan nyamuk Anopheles terjadi, Plasmodium akan masuk ke dalam tubuh manusia dan menginvasi sel hati hanya dalam beberapa menit. Setelah itu, protozoa ini akan ikut masuk ke dalam aliran darah dalam hitungan minggu.

Selama berada dalam aliran darah, malaria akan merusak sel-sel darah merah sehingga menimbulkan gejala demam. Infeksi ini akan terus berpindah dari satu sel darah merah ke sel darah merah yang lain hingga akhirnya semua sel darah rusak dan timbulah perdarahan serta kerusakan berbagai macam organ.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa infeksi protozoa yang disebut dengan Plasmodium.

Terdapat 5 spesies Plasmodium yang memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini pula yang menyebabkan munculnya variasi gejala, lamanya infeksi, dan tingkat keparahan antara penyakit malaria yang satu dengan yang lainnya. Kelima spesies Plasmodium penyakit malaria yaitu:

1. Plasmodium falciparum

Plasmodium falciparum merupakan malaria paling ganas yang dapat mengancam jiwa. Plasmodium ini menginfeksi semua sel darah merah dan menghasilkan jumlah parasit di dalam darah yang sangat tinggi (>5% sel darah merah terinfeksi). Infeksi malaria karena Plasmodium falciparum akan menimbulkan gejala dan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, koma, anemia berat, dan bahkan berujung pada kematian.

2. Plasmodium vivax

Plasmodium vivax hanya menginfeksi sel darah merah yang masih muda. Tingkat parasit dalam darah pun tidak setinggi pada plasmodium falciparum, yaitu kurang dari 2%. Hampir pada 50% penderita malaria dengan infeksi plasmodium vivax akan mengalami relaps/kambuh dalam beberapa minggu hingga 5 tahun sejak serangan pertama.

Hal ini dikarenakan Plasmodium vivax dapat bertahan dengan fase dorman di dalam tubuh. Fase dorman yaitu fase kepompong yang tidak menimbulkan gejala infeksi dan tidak dapat ditembus oleh antibodi. Gejala infeksi akan muncul kembali setelah fase dorman selesai.

3. Plasmodium ovale

Infeksi Plasmodium ovale secara garis besar mirip dengan Plasmodium vivax. Plasmodium ini hanya menginfeksi sel darah merah yang masih muda/belum matang, memiliki tingkat parasit dalam darah dalam jumlah sedikit, dan tidak lebih berbahaya daripada Plasmodium yang lainnya. Bahkan infeksi Plasmodium ovale dapat sembuh dengan sendirinya tanpa terapi apapun.

4. Plasmodium malariae

Seseorang yang terinfeksi Plasmodium malariae biasanya tidak menunjukkan gejala apapun untuk periode yang cukup lama, dibandingkan dengan orang yang terinfeksi Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale.

Namun, tingkat kekambuhan Plasmodium ini cukup tinggi dibandingkan dengan Plasmodium yang lain dan biasanya menunjukkan gejala yang berhubungan dengan masalah ginjal, yaitu sindrom nefrotik. Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang menunjukkan kebocoran protein pada ginjal. Hal ini timbul karena Plasmodium malariae menyebabkan penumpukan kompleks antigen dan antibodi di dalam ginjal.

5. Plasmodium knowlesi

Plasmodium knowlesi pertama kali ditemukan pada seekor kera. Awalnya parasit ini hanya menginfeksi kera dan kerap ditemukan di negara-negara Asia Tenggara. Namun, ternyata plasmodium ini juga dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan kondisi yang fatal. Oleh karena itu, terapi pada malaria yang disebabkan Plasmodium knowlesi dilakukan secara agresif sama seperti pada Plasmodium falciparum.

Beda jenis nyamuk penyebab malaria dan DBD

beda nyamuk malaria dan DBD

Malaria dan demam berdarah sama-sama ditularkan oleh gigitan nyamuk. Hanya saja malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, sedangkan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Sekilas kedua nyamuk tersebut tampak sama, tetapi jika diamati dengan lebih seksama, nyamuk tersebut memiliki ciri dan juga cara yang berbeda dalam menghisap darah. Berikut perbedan nyamuk Anopheles dengan nyamuk Aedes Aegypti:

  1. Nyamuk Anopheles memiliki kaki yang berwarna hitam polos, panjang dan lebih besar, sedangkan pada kaki nyamuk Aedes Aegypti terdapat gambaran bintik-bintik hitam putih.
  2. Badan pada nyamuk Anopheles lebih kecil dan pendek, sedangkan pada nyamuk Aedes lebih bulat dan tampak bintik-binitk seperti macan tutul di badannya.
  3. Saat menghisap darah manusia, nyamuk Anopheles akan menunggingkan badannya, sedangkan nyamuk Aedes akan menghisap darah dengan posisi badan sejajar dengan kulit manusia.
  4. Nyamuk Anopheles lebih suka tempat yang kotor dan dapat beredar sepanjang hari, sedangkan pada nyamuk Aedes lebih menyukai genangan air yang bersih dan berkeliaran terutama siang hari.

Tinggalkan Komentar