Apa Yang Terjadi Dengan Generasi Masa Kini

0
MENARIK
GAYA HIDUP

Generasi sebelumnya sering memandang kalau anak muda zaman sekarang adalah generasi yang manja, mudah menyerah, sering galau, gampang terpengaruh lingkungan, dan hanya omdo (omong doank). Anak muda zaman dulu lebih tegar, tidak mudah menyerah pada keadaan, dan lebih berpendirian. Malah ada yang mengibaratkan anak muda zaman sekarang sebagai keju dan generasi muda dulu seperti singkong. Padahal bila diamati tren yang terjadi sekarang ini, pendidikan formal sudah jauh lebih berkualitas yang ditandai dengan menjamurnya sekolah standar internasional dengan bahasa pengantar adalah Bahasa Inggris. Tetapi kualitas pendidikan yang mentereng itu ternyata tidak menjamin terciptanya generasi yang lebih tangguh. 

Kemungkinan ada beberapa penyebab mengapa generasi masa kini tampak mengalami penurunan kualitas. Salah satunya ada yang menganggap kalau orang tua zaman sekarang sudah lebih fleksibel terhadap anak. Berbeda dengan dulu yang lebih terkesan diktator. Misalkan saya sendiri sejak SD sudah diberikan tanggung jawab untuk membersihkan rumah khususnya bila di rumah hanya ada kami sekeluarga. Terkadang memang ada kakak sepupu yang tinggal di rumah dan bisa dimintai tolong namun tidak selamanya seperti itu. Bila hanya ada orang tua dan kami anak-anaknya maka saya dan adik perempuan harus bangun pagi-pagi untuk memasak dan membersihkan rumah sebelum berangkat ke sekolah. Zaman sekarang banyak orang tua yang mengeluhkan kalau anak perempuannya enggan mencuci piring apalagi memasak. Padahal tidak ada asisten rumah tangga di rumah sehingga memperlakukan ibu sendiri bagaikan pembantu. Pengalaman saya sendiri kalau memiliki asisten rumah tangga jarang sekali ada yang bisa memasak, padahal boleh dikatakan hampir semua berasal dari keluarga kurang mampu. Namun, kalau dalam hal handphone malah sering milik mereka yang lebih canggih.

Alasan orang tua memanjakan anak mungkin karena tidak tega anaknya mengalami masa sulit seperti yang mereka alami dulu. Sehingga sedapat mungkin apa saja yang diminta anak dikabulkan. Inilah yang menyebabkan anak menjadi manja. Belum lagi banyaknya tempat hiburan, kalau dulu paling hanya bisa menonton TVRI. Sekarang, ada supermall dimana-mana lengkap dengan acara-acara band dan hiburan lainnya seperti game zone. Pilihan acara di TV kabel juga sangat beragam bahkan bisa ditonton dalam 24 jam. Belum lagi fasilitas internet memudahkan untuk menikmati game online. Semua fasilitas seolah membuat terlena dan membuat menjadi manja. Saat saya masih anak-anak, belum pernah menyentuh yang namanya komputer. Pulang sekolah pasti main sepeda di halaman, bermain karet, congklak, petak umpet, atau tembak-tembakan, dan permainan tradisional lain. Pertama pegang komputer saat sedang kuliah. Sekarang, anak SD rata-rata sudah memiliki smartphone. Kalau tidak punya dianggap tidak gaul.

Lalu, benarkah pengaruh globalisasi hanya memberikan dampak negatif bagi para remaja? Ternyata apabila diamati lebih dalam, perkembangan teknologi justru banyak yang membuat kreativitas dan pola pikir anak muda semakin berkembang pesat. Banyak anak muda sekarang yang justru lebih kritis dan berprestasi cemerlang. Sebagai contoh seorang anak muda bernama Ria Papermoon, daya kreativitas yang luar biasa membuatnya mampu menciptakan teater boneka “Papermoon Puppet Theatre” yang mendunia serta mendapat apresiasi luar biasa dari sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, India, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Luar biasa bukan prestasinya? Ada lagi animator muda Indonesia bernama Rini Sugianto yang prestasinya tidak diragukan lagi di kancah internasional karena berperan aktif sebagai salah satu animator dalam film “Hobbit 2: The Desolation of Smaug”, “The Avengers”, “Iron Man 3″, film “Hunger Games: Catching Fire”, dan film laris lainnya. Masih banyak anak muda Indonesia yang namanya sudah mendunia. Ternyata banyak generasi Indonesia yang bisa bijaksana memfilter dan memanfaatkan perkembangan tekonologi. Intinya di setiap zaman akan selalu ada remaja yang berprestasi atau yang terjerumus. Akan ada di setiap masa, remaja yang berkualitas dan yang tidak bisa diandalkan. Setiap zaman memiliki orang baik sepaket dengan orang yang tidak baik.

Bila kita bertanya langsung kepada anak-anak remaja zaman sekarang banyak juga di antara mereka yang menganggap prestasi itu penting dan berkeinginan menjadi orang yang berhasil dan berguna. Anak muda mana yang tidak ingin melihat orang tua tersenyum bangga kepada mereka? Jadi sebenarnya, baik tidaknya generasi muda tidak dipengaruhi oleh perkembangan zaman namun ditentukan bagaimana kepribadian anak tersebut dibentuk. Masih banyak remaja yang taat pada hukum, mencintai aturan agama, dan patuh kepada orang tua. Kemudian mengapa ada remaja yang berhasil dibentuk dan remaja lain tenggelam dalam perkembangan zaman?

Anak yang diberikan tanggung jawab seperti beres-beres di rumah khususnya saat akhir pekan bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab di hatinya. Ada baiknya orang tua tegas dalam hal ini, tegas bukan berarti keras. Awalnya anak yang tidak pernah mendapat tanggung jawab mungkin akan kesal namun lama-lama akan terbiasa. Saat saya bersekolah di SMA Plus Pematang Raya Sumatera Utara, saya dan semua teman-teman lain tinggal di gedung asrama yang memiliki kamar-kamar. Satu kamar untuk dua sampai empat orang siswa. Awalnya hampir setiap hari kamar saya yang terkotor sehingga kami menerima hukuman memungut sampah dan membantu siswa yang bertugas di ruang makan. Memang saya terbiasa bersih-bersih di rumah namun tidak terlalu memerhatikan kerapian kamar sendiri. Akhirnya karena malu, saya sadar dan berusaha membuat kamar sebersih dan serapi mungkin. Kamar kami pun berhasil menjadi yang terbersih. Setelah keluar dari asrama saya pun terbiasa memiliki rumah, kamar, dan kamar mandi yang bersih. Rasanya risih bila ada yang tidak rapi. Mungkin saat awal diberikan tanggung jawab, anak akan kesal namun seiring waktu dia akan terbiasa dan kelak menyadari manfaat didikan yang telah membentuknya menjadi seorang yang lebih tangguh.

Anak muda sekarang adalah penerus bangsa di masa akan datang yang membutuhkan bimbingan dan arahan orang tua agar bisa menjadi generasi yang tangguh dan bijaksana memanfaatkan perkembangan zaman. Kelak bisa menjadi anak muda yang berprestasi dan berguna bagi sesama. Semoga para orang tua bisa meluangkan waktu memberikan petunjuk sehingga para anak muda tidak terhilang di tengah arus globalisasi. Bila ada anak yang terkena pengaruh negatif perkembangan teknologi, alih-alih menyalahkan kemajuan zaman, lebih bermanfaat bila mulai memperbaiki kualitas didikan dan pendampingan yang diberikan kepada generasi muda.

Tinggalkan Komentar